Sunday, February 06, 2005

MEDIA DENGAN INSTITUSI SOSIAL LAIN

MEDIA DENGAN INSTITUSI SOSIAL LAIN

Oleh Ratna Noviani S.IP, M.Si

Untuk memahami industri media secara tepat, perlu diperhatikan pula konteks sosial, ekonomi dan politik dimana media itu berada. Institusi di luar media kadang-kadang memberikan batasan atau pagar sejauh mana media bisa beroperasi. Sebaliknya institusi media juga bisa mempengaruhi institusi sosial lain yang ada dalam masyarakat, khususnya institusi ekonomi, politik. Di sisi lain, media juga tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi yang terus berubah.

A. Dimensi Ekonomi dalam Industri Media
1. Pola Kepemilikan Media
Siapa pemilik media merupakan pertanyaan sentral dalam dimensi ekonomi media. Asumsinya, pemilik media bisa mempengaruhi isi dan bentuk dari produk media. Keputusan untuk menggaji atau memecat karyawan ada di tangan pemilik media, demikian juga untuk membiayai beberapa proyek tertentu dan dalam menentukan platform media itu sendiri. Bahkan ada asumsi bahwa para pemilik media melakukan semacam konspirasi dengan pihak-pihak tertentu untuk mengontrol pemikiran orang banyak.

Salah satu kecenderungan dalam kepemilikan media adalah konsentrasi. Konsentrasi dalam hal kepemilikan media berarti jumlah perusahaan yang memiliki media hanya sedikit. Di Amerika misalnya, industri media pada tahun 1996 terkonsentrasi pada 10 perusahaan nasional dan multinasional. Di Indonesia, konsentrasi juga bisa dilihat pada industri penerbitan pers yang berada di tangan Gramedia Group maupun Femina-Group. Konsentrasi juga bisa dilihat pada industri film di Amerika, yang berada di tangan perusahaan-perusahaan besar seperti Warner Bross, Buena Vista, Paramount atau Sony. Bahkan industri film independen seperti Miramax dan New Line juga merupakan anak perusahaan dari industri media raksasa yaitu Disney dan Time Warner. Hal yang sama juga terjadi pada industri musik yang terkonsetrasi pada Universal, Sony, EMI maupun Poligram.
Industri media tentu saja tidak bisa lepas dari kompetisi. Ketika beberapa perusahan muncul dan memasok pasar yang sama, kompetisi menjadi sebuah konsekuensi. Seperti industri musik misalnya, perusahaan seperti Universal, Sony, EMI atau Poligram saling berebut memperoleh pasar. Hanya perusahaan-perusahaan yang memiliki kekuatan modal yang besar bisa bertahan dalam kompetisi tersebut. Kompetisi inilah yang kemudian memunculkan adanya konsentrasi industri pada perusahaan-perusahaan besar, sebab perusahaan kecil yang tidak bisa bertahan akan diambil alih oleh perusahaan besar, atau akan melakukan merger.
Konsentrasi dalam hal kepemilikan media ini biasanya diikuti dengan terjadinya konglomerasi. Konglomerasi ditandai dengan adanya perusahaan besar yang memiliki kumpulan perusahaan kecil, yang bergerak dalam wilayah bisnis yang beraneka ragam. Misalnya, perusahaan Walt Disney menurut data 1998 memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang film, musik, radio, penerbitan buku, televisi, multimedia, majalah, TV kabel, Home Video, olah raga dan bisnis hiburan lainnya.
Ada dua tipe konsentrasi dalam hal kepemilikan media, yaitu:
1. Integrasi horizontal, yaitu proses di mana sebuah perusahaan membeli beberapa media yang berbeda, misalnya majalah, televisi, penerbitan buku, record labels dan sebagainya, dengan tujuan saling mendukung operasi dari masing-masing media.

2. Integrasi vertikal, yaitu proses di mana sebuah perusahaan memiliki semua aspek produksi dan distribusi dari setiap produk media, misalnya sebuah perusahaan film secara vertikal mengintegrasikan aspek-aspek seperti agensi pencari bakat, studio produksi, rantai teater, produksi videocassette hingga rantai penjualan videocassette.

a. Konsentrasi
• Tipe Konsentrasi: Horisontal dan Vertikal
• Derajat Konsentrasi: Monopoli dan Oligopoli
b. Konglomerasi dan Integrasi
2. Efek Konsentrasi
• Homogenisasi produk media
• Kontrol Media
3. Orientasi Profit dan Sumber Pendapatan Media
• Pasar konsumen
• Iklan

0 Comments:

Post a Comment

<< Home